PASURUAN – Forum Masyarakat Pranata Praja Nusantara (FPN) Dewan Majelis Daerah (DMD) Pasuruan Raya menginisiasi langkah strategis dalam mengoptimalkan produksi pertanian di Kecamatan Rembang melalui sinergi multipihak.
Pertemuan penting ini digelar di Warung Ganjaran Rosela, Desa Mojoparon, dengan melibatkan pemerintah, akademisi, praktisi, serta berbagai organisasi masyarakat.
Ketua DMD FPN Pasuruan Raya, Romsul Hasbawi, menekankan bahwa sinergi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional.
Ia menyampaikan bahwa pengembangan jagung di lahan perkebunan dan lahan kering menjadi fokus utama. Namun, Romsul juga menyoroti dampak negatif dari aktivitas industri di kawasan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), yang berpengaruh pada kualitas tanah, air, dan udara di wilayah pertanian sekitar.
Langkah FPN ini mendapat dukungan penuh dari Ketua Umum Dewan Majelis Nasional FPN, Dodik Purwoko, SP. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan awal dari pilot project penggunaan pendekatan bio hayati untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas air.
Proyek ini melibatkan sejumlah perusahaan pupuk organik seperti PT. Pramudita Darya Parma (Pupuk Hayati Dinosaurus), CV. Ekaraya (Pupuk Organik Granule), PT. Centra Biotech Indonesia (produk Simbios, Bio Killer, Rajabio, dll), serta PT. Wiseuse International asal Eropa.
Program ini juga mencakup dukungan terhadap permohonan Corporate Plant-Level Certification (CPCL) di lahan seluas 1.777 hektar dengan varietas benih jagung unggul TKS 234 Bhayangkara dan A3. Rekomendasi tersebut telah diajukan kepada Kapolres Pasuruan sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (No. B-0075/TP.100/C/01/25).
Rois Abdullah, M.SP., MP., sebagai perwakilan akademisi dan praktisi pertanian, menyatakan komitmennya untuk mendukung uji coba ini secara optimal dengan keterlibatan profesor dan tenaga ahli di bidang pertanian bio hayati. Pendekatan ilmiah ini diharapkan bisa menjadi solusi inovatif terhadap degradasi lingkungan akibat industrialisasi. Rabu (07/06/2025)
Antusiasme juga disampaikan oleh Hilman Pandu, Sekretaris Kecamatan Rembang, yang menyebut Rembang sebagai ikon produksi pertanian sekaligus penghasil batik khas bermotif padi dan sedap malam terbesar di Kabupaten Pasuruan. Dukungan juga datang dari tokoh-tokoh setempat seperti Imam (Bimas), Serka Mohammad Suyitno dari Koramil 0819/12 Rembang, serta Sutikno dari Laskar Merah Putih Indonesia (LMPI) Pasuruan Raya, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
Khamim, Koordinator BPL Kecamatan Rembang, mengapresiasi dukungan FPN dalam upaya peningkatan kualitas pertanian sekaligus pelestarian lingkungan. Ia menyatakan bahwa program ini membawa harapan besar bagi masa depan pertanian berkelanjutan di wilayah PIER.
Dengan dukungan kuat dari berbagai pihak, sinergitas ini menjadi contoh nyata kolaborasi ormas, pemerintah, dan dunia usaha dalam membangun pertanian yang produktif sekaligus ramah lingkungan. (ROHMAN HIDAYA)