PASURUAN – Kegiatan pelepasan balon helium dalam jumlah besar yang dilakukan oleh MTS dan MA Sunan Ampel Siyar di Legok, Kecamatan Rembang, Pasuruan, pada Rabu (26/2/2025), menuai kritik tajam. Acara yang bertujuan untuk menyambut bulan suci Ramadan ini dinilai kurang mempertimbangkan dampak lingkungan.
Kabiro Media Warta Pantura Pasuruan menyoroti bahwa pelepasan balon helium dapat menyebabkan pencemaran udara, tanah, dan air. Ia mengingatkan bahwa sisa balon yang jatuh ke alam bisa membahayakan satwa dan ekosistem.
“Kegiatan seperti ini seharusnya dikaji ulang. Dampaknya terhadap lingkungan sangat besar, terutama jika balon jatuh ke laut atau area lain yang sulit dibersihkan,” ujarnya.
Video pelepasan balon tersebut diunggah oleh akun @hidzrapunzel di media sosial dan langsung mengundang reaksi warganet. Banyak yang menyayangkan kurangnya kesadaran lingkungan dari pihak sekolah dan berharap ada alternatif perayaan yang lebih ramah lingkungan.
“Kita bisa merayakan Ramadan dengan cara lain, misalnya menanam pohon atau kegiatan sosial yang lebih bermanfaat,” komentar salah satu pengguna media sosial.
Kritik ini menjadi peringatan bagi institusi pendidikan agar lebih bijak dalam menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan lingkungan. Sekolah diharapkan dapat mencari metode perayaan yang tetap meriah tanpa menimbulkan dampak negatif bagi alam.